Saturday, October 18, 2014

GST 2014 : Projects Insight


(illustration by Om Tivi)

Dear fellow readers, first and foremost allow us to incept this report with a retrospective question : Remember when we posted an oversee of this consecrated visual novel ages ago? Ah, such a magnificent moment back then. One thing remained unchanged ever since is the time's forward progression, and the march of tick itself has brought us to this very point - the point where the cycle turned into its starting point once more.

Yes, a year has passed, and the time for yet another Genshiken Staff Training (GST) season has arrived. Every GST so far has been a promising momentum to uncover up some precious individuals in the creative industry, and this year's no exception. Had last year's GST unveiled some creative works such as (x²+y²-1)³=x²y³ and Phantasmagoria : A World Genshiken Only Knows*, what would this year's GST projects has to offer, then?

Before proceeding further we'd like to remind you that this sighting report is limited to Story Division-related projects due to length constraints. Outside this post, afraid not to traverse into five other realms - uncut gems ready to be polished are scattering firm among all six Genshiken ITB divisions, really. Have our heartfelt assurance.

  • Novel : (title yet to be decided) // A romance novel project led by Luh Putu Viona Damayanti about a female basketball player in tandem with collaborative illustrations. We don't allocate this project first on the list for no reason - the concept to the story (or the story itself, even) has been residing within suspension state somewhere among Viona's hard drive for years. It is imminent that this acts as a major hint to Viona's true literary artistry (which is something we're looking up to) - furthermore, she had admitted that she is in-charge of administering a writing blog somewhere in which she decided to undisclose at this point.
  • Visual Novel : Locked Up // The whole horror scene (especially the ones that circles around murder) is notorious for being difficult to simulate on, yet Andri H. and Stephen A. decided to step upon this sorrowful world of infinite enigmas. It's a pleasant surprise for us to find out there's a dynamic duo who aims for succession upon the creation of this life-and-death game scene with the aid of Microsoft Visual Studio, as this project borders tightly with its risks. Their proposal so far is laden with programming-related stuffs, though. 
  • Short Stories Anthology : Legenda Sungai Cikapundung // As a late entrant, it's imminent that a distinct innovation is greatly needed to create an encharming writing considering the time disadvantage. With that in mind, M. Fathur and his team attempted to do an unorthodox approach on their project - crafting a fictional world in which the story greatly relates to the real world's issues (be it local or global). All of these branching wonders point into the story's main goal - educating. Yes, as fas as we've concerned no one has attempted to create an educational folktale previously on GST, and it's interesting to see how these creative pioneers execute their masterplan.
  • Illustrated Stories 1 : (title yet to be decided) // Being the most enormous group on the Story category (and the second most enormous among the whole GST 2014 universe), this yet-to-be-unveiled superproject tells an epic which revolves around the medieval age. Not much is known at the moment about this group of ten hopefuls except for they're the ones who had achieved the furthest progress upon the time of this writing.
  • Illustrated Stories 2 : (title yet to be decided) // Had there been a concept too mysterious for scientists to decipher, it might just be the conundrum of time and space. Yet, a giant question mark lies on how shifting time and space in a fashion may alter realities and dimensions. Within this cosmic baffles, please welcome this daring group-of-seven - led by Deny - who aims to refurbish this parallax based on their own perspective. Interesting 'future sight' concept so far, though we haven't heard a lot on their development side for now.

Ahead of these groups are five different pathways leading to one ultimate finish line. As they're progressing forward in their own journey, it's our task at hand to invigorate their soul and mind as a forefront beacon. Who will yield upon the brightest shine on the presentation day?

*Yes, we haven't got this covered on this very blog (yet) - we fully realize. Maybe someday (:

 ----------------------------

PS : It appears that a teaser story for Locked Up has been submitted as an contending entry for our latest Genshiken Writing Challenge, which is a pleasant breeze to the whole GST hemisphere. We haven't delved deep enough to the story due to us lacking proper time, though - but it's a promising one so far, we firmly believe!

Wednesday, October 1, 2014

GWC : The Genderbender

Sekilas entri ini mungkin terlihat terkait dengan proyek Heavy Inversion yang pernah kami ungkit sebelumnya, namun percayalah - keduanya merupakan hal yang tidak terhubung satu sama lain.

Adalah Karina R. // Riesling yang merupakan sosok di balik layar terbentuknya kisah kaya plot twist ini. Kisah ini tak lain merupakan respons sang penulis kawakan Genshiken ITB atas Writing Challenge sebelumnya yang bertemakan 'Superpower / Superhero', yang terpilih sebagai pemenang menyisihkan entri-entri lainnya setelah melewati proses penilaian oleh panel juri lintas generasi.

  • Judul : The Genderbender
  • Event : Genshiken Writing Challenge - Superpower / Superhero
  • Pengarang : Karina R. // Riesling

Hadiah untuk sang pemenang sudah tersedia dan dapat diklaim di sekretariat Genshiken ITB.

Selamat membaca!

----------------------------

Deg. Deg. Deg.

Pacarku menatapku lekat-lekat dari seberang meja. Gelas berisi es batu di depannya—minuman favoritnya—belum disentuh sama sekali. Kami sudah janjian ketemu di café ini sejak minggu lalu, tapi dia selalu tiba-tiba membatalkan janji.

“Ada yang harus kukatakan padamu,” begitu katanya setelah terdiam cukup lama.

Aku menelan ludah.

Kita baru jadian sebulan, masa sudah mau putus?!

 “Ada sesuatu tentangku yang kau tidak tahu... Kalau kau ingin kita putus setelah mengetahui hal itu, aku mengerti.”

Aku lega sekaligus terperanjat. Lega karena tidak langsung terang-terangan minta putus, tapi juga syok... Ucapannya itu sama sekali tidak pernah terpikir olehku. Pertama, aku terkejut karena selama ini dia menyembunyikan sesuatu dariku. Terkejut dan kecewa. Selama sebulan ini aku belum sembuh dari rasa ge-er bahwa aku adalah orang yang paAnya dekat dengan Gino dan tahu segalanya tentangnya. Bagaimana tidak ge-er, pacarku itu artis kampus nomor satu, aktor tampan sekaligus sutradara berbakat yang berhasil membuat unit teater populer bahkan di antara mahasiswa yang biasanya alergi terhadap sastra.

Lagipula kukira kami adalah satu dari segelintir pasangan yang tidak menyimpan rahasia dari satu sama lain. Aku bisa mempercayainya sepenuhnya dan dia juga percaya padaku. Semua masalah pasangan di komik dan film berawal dari krisis kepercayaan. Aku sempat sangat yakin bahwa kami tidak akan mengalami hal itu.

Tapi kenyataannya ada sesuatu tentangnya yang selama ini tidak kuketahui. Dan tampaknya ‘sesuatu’ itu begitu besar sampai-sampai bisa membuat Gino berpikir aku mungkin ingin putus dengannya.

Padahal selama ini sedikitpun tidak pernah terpikir olehku untuk putus dengan Gino. Rasanya begitu… salah.

“Anya… kumohon katakan sesuatu…” pintanya.

“Aku tidak tahu harus bilang apa,” jawabku jujur. Lalu aku menunggu.

“J-jadi begini… Sebenarnya aku—“

DHUAR!!!

Aku terlonjak dari tempat duduk ketika mendengar suara ledakan. Apa yang terjadi?!

Suara ledakan itu terdengar dari luar. Aku baru saja hendak mengintip dari jendela di belakangku, tapi Gino tiba-tiba mencengkeram bahuku.

“Kau tidak apa-apa kan?!” tanyanya panik.

“T-tidak. Aku nggak apa-apa kok.”

Tiba-tiba bumi ikut bergetar. Gempa?!

“Tunggu di sini, sembunyi di bawah meja lebih aman!” ujarnya lagi.

 “Bukannya lebih baik kita ke tempat terbuka?”

“Jangan! Pokoknya jangan keluar dari sini! Aku akan kembali sebentar lagi, oke?”

Aku tidak paham apa yang terjadi, tapi Gino benar-benar terlihat panik. Dia bilang ini bukan gempa, tapi kenapa dia panik begini?
Gino memaksaku bersembunyi di bawah meja sebelum berlari keluar café. Setelah dia keluar, aku juga keluar dari bawah meja dan menuju jendela untuk melihat apa yang terjadi di luar.

---

Aku melihat kengerian.

---

Monster. Aku tidak punya istilah lain untuk menyebut makhluk-makhluk mengerikan di luar sana. Jumlahnya mungkin ada ratusan, ukurannya sebesar anjing namun dengan tubuh yang dipenuhi lendir. Yang lebih mengerikan lagi adalah Gino yang berlari ke tengah-tengah kumpulan makhluk yang menghancurkan segala hal yang mereka lewati itu.

Akhir-akhir ini memang sering ada berita tentang serangan makhluk-makhluk mutan hasil eksperimen pemerintah. Foto di koran-koran persis seperti pemandangan yang kulihat sekarang. Hanya saja ini nyata dan sepuluh kali lipat lebih mengerikan. Serangan itu selalu berhasil dihentikan oleh seorang pahlawan wanita tanpa nama yang konon memiliki kekuatan super yang dapat menghentikan perkembangbiakan mutan ini. Hanya saja jika ada mutan yang tersisa dan tidak ditemukan, serangan semacam ini bisa terjadi lagi, seperti sekarang.

Lalu apa mau Gino, menerjang ke tengah lautan monster itu?! Dia bisa mati!

Baru sekali aku berkedip, aku sudah kehilangan sosoknya di luar sana. Ke mana dia? Apa yang terjadi?

Tanpa pikir dua kali aku keluar dari café untuk mencari Gino. Tapi aku tidak tahu harus mencari ke mana. Aku hanya bisa berdiri dan menoleh kanan-kiri sementara ratusan orang berlari melewatiku untuk menghindari monster-monster itu.

Gino, kamu di mana?!

Lalu tiba-tiba keajaiban terjadi. Aku serasa buta sesaat. Selama sesaat itu aku hanya bisa melihat warna putih. Ketika penglihatanku kembali, makhluk-makhluk mengerikan yang membuat onar tidak lagi bergerak. Sosok mereka menjadi tak menentu, berubah-ubah setiap detik—mengerut, mengembang, mengerucut… Terus begitu hingga akhirnya mereka semua lenyap. Di sebuah gedung tak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat seorang wanita yang tinggi semampai dengan kedua tangan terkepal memandangi makhluk-makhluk yang menghilang pelan-pelan itu.

Aku pernah melihat sosok itu di koran dan televisi. Itu dia, si pahlawan tak bernama yang selama ini melawan mutan-mutan yang menyerang kota!

Tapi aku tidak punya waktu untuk mengagumi wanita itu. Aku harus mencari Gino! Bagaimana kalau…

Tidak! Aku tidak mau membayangkan itu! Dia pasti ada di sekiar sini, dia pasti baik-baik saja!

Aku bergegas menuju tempat makhluk-makhluk tadi berada, berharap bisa menemukan Gino di sana.

“Anya!”

“Gino--“

Bukan. Suara yang kudengar itu memang mirip dengan suara Gino, tapi terdengar berbeda… Seperti suara perempuan.

“Anya!”

Tadinya aku ingin menghiraukan panggilan itu, tapi akhirnya aku menoleh juga. Hanya beberapa meter dariku, aku melihat si pahlawan wanita tak bernama.

…Apa dia yang memanggilku? Tapi bagaimana mungkin dia tahu namaku?

“K-kamu manggil aku?” tanyaku ragu.

“Anya… Ini aku. Gino.”

“HAH?!”

Apa-apaan maksudnya?

Apa jangan-jangan aku sudah ditelan monster tadi dan sekarang berada di ambang kematian, lalu berhalusinasi? Bagaimana bisa pahlawan kota yang jelas-jelas perempuan mengaku sebagai pacarku yang jelas-jelas laki-laki?

Aku memerhatikan sang Pahlawan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dia tidak mengenakan kostum superhero seperti pahlawan di komik-komik. Pakaiannya biasa saja, kaos, jins, dan jaket kebesaran… Rasanya pakaian itu familiar. Wajahnya juga—

Ini pasti halusinasi.

Lalu sang Pahlawan mulai bertingkah aneh.

Dia jatuh sambil memegangi kepalanya dan mengerang. Tubuhnya seolah… seperti makhluk-makhluk tadi sebelum menghilang. Bentuknya seolah berubah-ubah… Lalu aku dibutakan oleh cahaya putih.

Ketika cahaya putih itu hilang. Aku melihat Gino berlutut dihadapanku sambil memegangi kepalanya.

“Gino…?”

“Ini yang ingin kuberitahukan padamu tadi. Sebenarnya aku adalah gadis yang selama ini melawan mutan-mutan hasil eksperimen pemerintah. Aku juga… menjadi mutan.”

Begitu katanya.

Aku tidak tahu harus menjawab apa.

“Aku sedang kunjungan ke lab tempat pemerintah bereksperimen dengan makhluk-makhluk itu ketika mutasi mengerikan itu terjadi. Ketika objek rekayasa genetik itu bermutasi menjadi monster, aku juga terkena… Akibatnya aku memiliki kekuatan mengendalikan gen makhluk-makhluk itu. Tapi efek sampingnya, setiap kali aku menggunakan kemampuanku, tubuhku akan bermutasi dan berubah menjadi tubuh perempuan…”

“Selama sebulan ini aku ingin mengatakannya padamu, tapi aku takut… Mana mungkin kau mau pacaran dengan… mutan… sepertiku?”
Mimpi.

Ya. Ini pasti mimpi.

Kalau disimpulkan, pacarku adalah seorang superhero. Tapi setiap kali ia menggunakan kekuatan supernya, dia berubah menjadi perempuan.

Ini…



Ini keren!

***
Sang Genderbender Menikah!
Gino Klein (22)—aktor dan pahlawan yang menyelamatkan kota dari serangan mutan hasil percobaan pemerintah tahun lalu—diam-diam menikahi kekasihnya, Anya Movitch (22), untuk menghindari gangguan massa dan media terhadap momen sakral itu. Namun jangan khawatir, mempelai yang berbahagia akan menyelenggarakan pesta kedua untuk menghormati seluruh fans sang Genderbender baik dari kalangan pecinta teater maupun mereka yang menyukai sepak terjangnya sebagai pahlawan penyelamat kita semua.



Friday, August 1, 2014

Poetry : Retroverso

Untuk memperkokoh eksistensi Genshiken ITB di dunia maya, Genshiken ITB merilis suatu akun ask.fm sebagai sarana bagi khalayak luas untuk bertanya seputar Genshiken ITB tepat lima hari yang lalu. Ekspansi ini sejauh ini terbilang positif - sejak blog ini tercuplik dalam salah satu jawaban di sana, traffic blog ini terhitung menanjak. Oleh karena itu, tak ada salahnya bagi kami untuk menyapa semua pembaca sekalian di manapun Anda berada - baik yang sudah lama mengikuti perkembangan blog ini ataupun yang baru bergabung, kami harap Anda semua terhibur dan tergerak dengan konten-konten kami!

Nama Lisa Santika Onggrid // requiem tentunya sudah menjadi nama yang tak asing dalam jagad kesusastraan Genshiken ITB. Merupakan sebuah kehormatan tersendiri bagi kami untuk memublikasikan suatu buah refleksi pikiran sang penulis, yang - tak layaknya karya-karya sang penulis sebelumnya - ditulis dalam bahasa Indonesia.

Berikut detail teknis mengenai puisi terkait :

  • Judul : Retroverso
  • Pengarang : Lisa Santika Onggrid // requiem

Retroverso - sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin 'retrovertere' - pada hakikatnya adalah sebuah kata yang berarti 'terbalik secara tidak wajar'. Kata yang disinyalir berakar dari istilah anatomis dan linguistik ini menjadi sumber inspirasi yang diusung sang penulis dalam puisi kontemplatif semi-monolog ini.

Selamat membaca!

---------------------------- 

Percikan tinta merah di sela-sela buku
yang kautulis dengan terburu-buru
Lembar-lembar mimpi menyimpan rindu
ketika kau melihat keluar jendela dan terdampar di masa lalu

Berulang-ulang kau ajukan pertanyaan
yang terlintas di benak kala menyusun angan
Butuh waktu tak sebentar
sebelum akhirnya kau sadar

Ada cahaya baru yang kau kejar
di ujung jalan kilau keemasan
Akankah kau temukan jawaban
'tuk menelisik mimpi dan tujuan?

Terkadang semua nampak sama
Hamparan awan di langit, wajahmu pada purnama
Hanya cermin yang tahu sudah berapa lama
Juga
Percikan tinta merah di sela-sela buku
yang kautulis dengan terburu-buru
Terkubur dalam aliran waktu

Wednesday, July 23, 2014

Story : note-to-self

Cerita pendek berikut adalah cerita pendek lainnya yang direncanakan sebagai materi GenMagz mendatang. Sang kreator mengindikasikan bahwa cerita di bawah merupakan intisari dari refleksi pikiran terdalamnya, dengan maksud yang disampaikan secara tersirat baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain.

Adapun detail teknis mengenai cerita berikut adalah sebagai berikut :

  • Judul : note-to-self
  • Pengarang : Zakaria S. Laksmana //Nivalyx

Dan, ya - dalam waktu dekat, kami juga berencana untuk merilis satu puisi tambahan yang juga berlaku sebagai komplementari proyek GenMagz. Selamat membaca!

----------------------------

Being able to embrace silence is a lovely godsend bestow.

Universe's ambience has been a loyal company long forgotten, silently morphing into a relic of our journey. Amidst the faint radiance striving from afar lies what has been imminently kept for uncounted millenias in the void.


On the other distant behalf of the universe, though, lies what known to us as 'humans'.


Our divine beings perhaps are too incorporeal for them to unravel, but here's one thing both of us understands - we and humans overlap each other in its practice. An overhanging part is what us are to their perception, and it's such a special honor for us to be treated that way.


Some of them, though, perceives you as a bounding frame instead of an important arpeggio of the universe's sacred sonata. Sorrow and mourn is a common trait which heaps to their web of thoughts upon the calling of your name - a true elocutionary opposite of how I've been welcomed so far.


Peel deep inside the heart of the universe and you'll find our great safeguard. A secret which stands firm along with the creation of the universe - struggling hard to keep the cosmos on its destined path. A masterplan that has been foretold and well-hid by the ancient beings - let's just consider this sophisticated grand scheme as 'entropy'.

 
See, the universe doesn't work that way. The supernatural enigma you possess soon will entrain people to your side. For humans and all living beings escaping this fate is futile. For every creation there's destruction. For every sweet dream there's nightmare. Even the brightest stars will soon perish into black dwarfs, leading this once-stelliferous universe to its inescapable asphyxial demise.


Fear of your presence is only for the ones who cast me aside in their blackest oblivion at some point and being unfortunate of my aides.


~ your lifelong partner, L

Thursday, July 10, 2014

Holiday GWC Announcement


Selamat malam semua! Pertama-tama, izinkan kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya (:

Bagi Anda yang sudah menjejaki liburan, bagaimanakah liburan Anda sejauh ini? Masihkah benih-benih produktivitas tersebut tersemai pada hati Anda? Atau Anda justru sedang merasa terpanggil untuk membuat sesuatu yang fenomenal?

Yah, mungkin saja Special Writing Challenge ini merupakan jawaban dari kegalauan hati tersebut. Divisi Story kembali memanggil massa Genshiken untuk berkarya melalui sebuah Writing Challenge yang didesain spesial ini. Untuk menyemarakkan Genshiken Staff Training (GST) 2014 mendatang, sengaja kami samakan tema Writing Challenge kali ini dengan tema GST 2014 - Superpower (Superhero).

Berikut ketentuan Writing Challenge kali ini:

• Deadline : 10 Agustus 2014
• Konten minimal mengandung 100 kata, dan mengandung hal terkait Superhero / Superpower
• Dikirim ke alamat e-mail adnin_likezcat@yahoo.com
• Jangan lupa mencantumkan 'Special Writing Challenge' di subject e-mail, beserta identitas (nama/ID Forum) pada e-mail sebagai tanda pengenal

Dan, yap - Writing Challenge kali ini berhadiah! Tak besar memang. namun semoga dapat menjadi sesuatu yang berarti~

Selamat berkarya!

----------------------------

PS : Sebagai bonus, kami turut melampirkan PV proyek Heavy Inversion yang dahulu pernah kami junjung ke permukaan. Selamat menonton!


Sunday, July 6, 2014

Poetry : [T]races

Juli sejauh ini telah menjadi bulan yang relatif sibuk bagi massa Genshiken ITB, terlebih dengan semakin mendekatnya OHU 2014 dan simulasi OSKM 2014 - meskipun demikian, jangan khawatir! Kami tetap siap menyajikan konten-konten baru nan inspiratif yang akan menggugah pikiran Anda, yang selama ini tersimpan rapi dalam berkas literatur kami.

[T]races - sebuah puisi karya Lisa Santika Onggrid // requiem - adalah karya penuh pemikiran pilihan kami pada kesempatan ini. Awalnya karya ini dimaksudkan sebagai konten untuk 'kelahiran kembali' GenMagz - Genshiken ITB Magazine - yang kini berstatus mati suri walau sempat berjaya di dunia maya kala itu (ref : Mysterious Affair At Styles), namun setelah berbicara dengan sang kreator puisi (yang notabene juga adalah pemimpin redaksi GenMagz saat ini) tercapailah kesepakatan agar puisi ini turut terpublikasi luas di blog ini.

...dan seperti biasa, kami turut melampirkan detail teknis mengenai karya terkait dalam post utama :

  • Judul : [T]races
  • Pengarang : Lisa Santika Onggrid // requiem

Yah, begitulah. Banyak kejutan yang siap untuk ditampilkan pada GenMagz nanti, yang telah kami atur apik sedemikian rupa secara internal. Dan satu hal terakhir, last but not least - GenMagz kala ini masih menerima entri-entri karya, baik itu ilustrasi, review karya, ataupun lainnya! Bagi massa Genshiken ITB yang merasa tertantang, entri dapat dikirimkan ke alamat e-mail genshikengenmagz@gmail.com.

UPDATE (4/08) : Kami baru saja mendapat informasi bahwa puisi ini merupakan sepucuk bagian dari proyek antologi puisi pribadi berjudul serupa ([T]races).

Selamat membaca!

----------------------------

Footsteps on the sand
faded against time

Eternity, your fingers gliding to engrave
Down to the dot in quaint letterings, that young face forlorn
'Cause I'm too big for castles,' you said in voice only too solemn
'Built a snow fort in winter--watched it melted.'

A twinkle in the sky has the path we walked on the shore of yore

'Built a snow fort in winter--watched it melted.'
Cacophony was the crashing waves in the air where raindrops
Dripping down the frosted glasspanes where you trace mirages of days past
Echoes of laughter filling in the silence

Footsteps on the sand
faded against time

Sunday, June 29, 2014

Genshiken ITB : 2005 ~ 2014



Say, we named ourself  'Genshiken Story' not for a void reason.

Aside from our primary task to deliver the best out from Genshiken ITB's story department, it's somewhat our 'responsibility' as well to pass on the stories behind this very unit to the masses. And yes - we've been aware of it from the very beginning. The time for this will come soon enough, indeed.

We ourselves doesn't really have many words on our mind right now - let the video above speak by itself. We'd leave you instead with the video's semi-official description (read : propaganda) that we've been using around on our mission to spread the video throughout our internal forum and the social medias :

'Inilah video yang menggambarkan perjalanan UKM Genshiken ITB, yang tersusun atas dokumentasi-dokumentasi pilihan yang tersedia sejak masa primordial Genshiken ITB hingga dokumentasi terkini yang diracik khusus dalam rangka Dies Natalis ke-9 Genshiken. Tanpa perlu banyak berkata-kata, rekoleksi foto dan video yang terangkum dalam suatu kolase konektif ini akan banyak bercerita mengenai pengembaraan sembilan tahun Genshiken ITB yang diwarnai beragam hal-hal atraktif.

Tak mudah memang merangkum kenangan yang terjalin selama sembilan tahun dalam sembilan menit nan singkat, ya. Saya memang tidak terlibat langsung dalam awal berdirinya kelompok studi ini, namun selama dan setelah melakukan proses penyuntingan secara tak langsung saya merasa terkoneksi - merasakan semangat dan aura positif para pendiri unit ini, para pendahulu, para pengurus yang kini bertugas, dan para penerus.

May this video confers you all with positive vibes.'

Happy watching. An exclusive, unreleased-before poetry has been planned for our release in the near-distant future, though.

- Nivalyx