Thursday, February 6, 2014

GWC : Hide-And-Seek with Elmo

Selamat malam semuanya! Bagaimanakah hari Anda sejauh ini?

Pertama-tama, izinkan kami menyampaikan suatu pengumuman singkat kepada massa Genshiken ITB : Setelah sempat mengalami penundaan, Makrab Genshiken ITB Angkatan 2013 akhirnya memiliki tanggal pelaksanaan resmi! Acara tersebut akan dihelat pada Jum'at, 14 Februari 2014 dengan tema 'Role Playing of Genshiken (RPG)' - mengingat tanggal pelaksanaan yang jatuh bertepatan dengan hari Valentine, dapat disimpulkan bahwa tak selamanya penundaan suatu event itu menjadi pertanda buruk (:



 
----------------------------

Agar tidak melenceng dari tajuk blog, pengumuman di atas turut kami imbangi dengan konten cerita dari Writing Challenge terdahulu, yakni 'Hide-And-Seek with Elmo'. Detail-detail teknis mengenai kisah ini adalah sebagai berikut:

  • Judul : Hide-And-Seek with Elmo
  • Event : Genshiken Writing Challenge VIII (Creepypasta)
  • Pengarang : Radian Agusta // Reinhart

Sebagai informasi tambahan, Writing Challenge VIII ini merupakan salah satu Writing Challenge dengan jumlah entri terbanyak sejauh ini, sehingga besar kemungkinan kami akan mem-post cerita-cerita Creepypasta lainnya karya anggota kami di lain waktu :D

Selamat membaca!

----------------------------

“Hide-and-Seek Alone…” secara tidak sadar aku menyebutkan kata kata itu secara lisan sewaktu aku membaca kata itu di halaman blog yang baru saja aku buka.

Beberapa waktu lalu, temanku bercerita soal ‘cerita seram’ .Pribadi aku tidak terlalu percaya dengan hantu, roh, apapun itu, namun aku tertarik oleh hal-hal misterius seperti ini.Hanya sebatas hobi dan rasa ingin tahu.‘Cerita Seram’ yang dia ceritakan ini dia baca di sebuah blog dimana di blog itu bahkan tertera ‘tutorial’ dan langkah-langkah untuk melakukan permainan yang ada didalam ‘cerita seram’ tersebut.Pada saat itu aku langsung meminta link website blog tersebut darinya.

Kira-kira sudah sekitar dua minggu setelah aku mendapatkan link itu, dan baru hari ini aku bisa membukanya… karena akhirnya adikku mau diseret pergi keluar rumah oleh orang tua-ku dan aku bisa menguasai koneksi internet rumah.Iya, aku sedang sendiri di rumah yang katanya rumah tua ini.

Hide-and-Seek Alone. Itulah nama ‘permainan horror’ yang pernah dikatakan temanku. Dengan rasa ingin tahu yang besar, aku baca isi blog itu sampai bawah.Benar, langkah-langkah permainan itu tertera secara detail.Apa yang kubaca seperti terukir di otaku seakan-akan aku mengkonfirmasi barang yang dibutuhkan itu ada atau tidak di rumahku ini. Mengejutkannya, semua barang esensial itu ada di rumahku ini.

‘A doll with legs (must not be a human doll or a doll that you like), Rice, Red thread, something from your body), weapon (preferably pencil or needle), salt/saltwater or alcohol, Safety place, a name for the doll.’

Aku bersyukur aku sudah fasih berbahasa inggris sejak SD, sehingga membaca isi blog ini tidak terlalu susah. Merasa penasaran dengan permainan ini, aku berdiri dari tempat dudukku dan langsung mencari barang barang tersebut.

“Boneka punya adik, check.
Nasi, check.
Benang merah, check.
Something from your body… hmm… Rambut harusnya bisa, check.
Senjata… Cutter aja deh, check.
Garam, banyak.”

Aku absen satu-satu barang barang yang ada di kasurku sambil melihat layar computer.

“A name for the doll… kenapa harus dikasih nama sih…” kataku dengan nada yang sedikit kesal. Jujur saja, kalau aku mau bermain game, hal yang membutuhkan waktu paling lama itu menentukan nama untuk karakterku sendiri.

Aku melihat boneka yang tergeletak dikasurku, boneka Elmo yang aku berikan ke adikku setelah aku menangkan dari permainan di sebuah mall. Setelah melihat boneka itu lebih lama, akhirnya aku menentukan nama untuknya. “Elmo… kenapa nggak kepikir daritadi coba?” aku bertanya pada diriku sendiri sengan bodohnya, jelas-jelas boneka itu sudah punya nama darisananya, untuk apa diubah?

Oke, galaunya di skip dulu
.
Aku kembali melihat layar komputer dan mencari langkah-langkah untuk memulai permainan.Yah, apalah daya orang yang sedang bosan, hal seperti ini pun dicoba.

”Method:
1. Cut the doll and replace the foam/stuffing with rice.
2. Place something from your body into the doll.
3. Wrap the doll with a red thread as if to hinder (stop) the doll.
4. In a bathroom, pour water onto a large washbasin and find a place to hide.
5. Place a cup of salt water in the place before starting the game.”

Itu yang tertulis di blog tersebut. “Cukup mudah…”

Kira-kira sudah sekitar 15 menit berlalu sejak aku mulai mengosongkan isi Elmo, setelah lama mempersiapkan semuanya, aku kembali lagi ke layar komputer.“Oke, cara mainyaaa…” aku terdiam sejenak sebelum perlahan melihat jam di ujung kanan bawah layar komputer.

02:55 AM

Iya, orang tua-ku meninggalkan aku, anaknya yang paling tua, di rumah sendirian sepanjang malam, kabarnya acara mereka sampai jam 2an, lalu pejalanan pulannya bisa sampai satu setengah jam.Yaa, ada lah setengah jam untuk melakukan permainan ‘horror’ ini, haha.

‘To play:
Start at 3 AM, since that is the time where spirits are the most free to move.
Give the doll a name (for example: Bob).
When the clock strikes 3, close your eyes and say, "First tagger is (doll name)! First tagger is (doll name)! First tagger is (doll name)!"
When talking to the doll, you MUST talk sternly.
Now go to the bathroom and place the doll in the washbasin.
Turn off all lights.
Close your eyes and count to 10, get your prepared weapon and go to the bathroom.
Go to the doll in the washbasin and say

"I found you (doll name)!"

And stab the doll.
After that, close your eyes again and say

"Now (doll name) is it! Now (doll name) is it! Now (doll name) is it!"

Place the weapon next to the doll and go to your hiding (safety) place. You MUST lock the door.
Also, lock all windows and doors.

Place the salt water in your mouth. DO NOT SPIT IT OUT. The salt water will protect you from the spirit.”

“Oke, udah jam segini, harusnya sih bisa. Beruntung banget pas jam segini buka blognya.” Merasa dikejar waktu, aku mulai mematikan semua alat elektronik mulai dari komputer, TV diluar, sampai semua lampu di rumah.Kenapa? Di bagian bawah blog itu ada ‘IMPORTANT NOTES’, tulisannya caps lock semua jadi aku piker itu lumayan penting, katanya pemain harus mematikan semua alat elektronik sebelum memulai… untuk memberi kesan seram mungkin?

Setelah semuanya siap, aku berdiri menatap Elmo yang ‘menatap’ku dengan matanya yang bulat itu.‘Karena tutorialnya pakai Bahasa inggris, mungkin yang main harus pake Bahasa inggris juga? Ya sudahlah. ’Pikirku ketika sedang mengingat ‘mantra’ yang harus diucapkan.

“First tagger is Elmo! First tagger is Elmo! First tagger is Elmo!” aku berbicara dengan tegas namun setengah menahan tawa, ya siapa sih orang berumur 18 tahun yang tidak merasa konyol berbicara pada benda mati?Setelah aku menyebutkan kalimat itu, aku mengangkat Elmo dan menaruhnya di bak air yang sudah kusiapkan di kamar mandi.Harusnya sih mematikan lampunya sekarang, Cuma aku sedikit malas jadi aku matikan sebelum ini.

Aku keluar dari kamar mandi, kututup mataku dan kuhitung sampai 10.

“…8, …9, …10!!” aku buka mataku dan aku ambil cutter yang sudah ku masukkan kedalam saku, aku masuk lagi ke kamar mandi dan aku katakan dengan nada tegas, sekali lagi, menahan tawa.

“I found you Elmo!” tak ada dua detik setelah kusebut itu, tubuh boneka yang sudah basah itu kutancap dengan cutter. Aku sedikit mempertanyakan kenapa harus ditusuk? Ini petak umpet, bukan bunuh-bunuhan, tapi ya kita ikuti sajalah. Kututup kembali mataku sambil aku bilang

“Now Elmo’s it! Now Elmo’s it! Now Elmo’s it!”

Kuletakkan cutter di sebelah Elmo yang tubuhnya sekarang berlubang sebelum aku lari ke tempat persembunyianku.Tempat persembunyian yang cukup klasik, di dalam lemari baju.Mengikuti tutorial di blog itu, aku mengunci pintu kamar dan menutup semua jendela sebelum bersembunyi.Aku simpan air garam didalam mulutku, dan aku mulai menunggu.
.
.
.
.
.
.
‘Ini konyol…’ pikir ku, duduk diam tanpa suara didalam lemari baju, aku meninggalkan ponselku di tempat tidur dalam keadaan non-aktif sehingga aku tidak tahu waktu dan tidak ada kerjaan. Dia hanya boneka! Jalan saja tidak bisa!

Merasa semua ini mulai konyol, aku berniat keluar dari lemari.Namun, baru bergerak sedikit, tiba-tiba aku mendengar TV di ruang tengah menyala dengan sendirinya.Namun yang kudengar hanya suara channel yang rusak, suara bising kalai kita menonton channel yang hanya bergambar ‘pelangi’.

‘Ah palingan rusak.’Pikirku sebelum volume TV tersebut mulai naik turun, naik sampai membuat kupingku berdengung, turun sampai serasa TV itu mati. Sesaat setelah momen perusak telinga itu, TV itu terdengar seperti mengganti channel dengan sendirinya, setiap berganti keluar satu kata yang menyambung dengan kata berikutnya:

“Where”, “Are”, “You”.Suara lelaki yang seperti mendesis terdengar diikuti dengan suara tawa yang mengerikan, tak salah lagi suara itu berasal dari TV di ruang tengah yang volumenya 100%.

Aku merasa mulai berkeringat dingin dari titik itu. Dari yang aku baca, menyiram boneka itu dengan air garam yang sekarang ada di mulutku akan mengakhiri permainan ini… Sepertinya sudah saatnya aku akhiri saja. Baru saja aku ingin berdiri dan keluar dari lemari… TIba-tiba…

“Hey, you’re in there, aren’t you?”

Ada suara yang SANGAT jelas terdengar tepat dibalik pintu lemari ini berkata, aku terkejut sampai-sampai tidak sengaja menelan apa yang ada di mulutku. Air garam, satu-satunya cara keluar dari permainan ini, baru saja kutelan…

“I know you’re there.”

Aku tetap diam, meski sangat panik karena kehilangan senjata terakhirku.

“COME OUT!!!”

Aku mulai merinding.

“… I guess you’re not there.”

Aku merasa sangat ringan, setelah itu aku tidak mendengar suara lagi… merasa sudah lumayan aman, aku menenangkan diri dengan menghela nafas, yang mengeluarkan sedikit suara. Lalu…
“What was that sound?”

Aku kembali tegang, namun sedikit bersyukur karena aku ingat kalau lemari tempat aku bersembunyi sekarang itu kunconya sedikit rusak jadi bisa dikunci dari dalam. Untungnya aku sudah mengunci lemari ini sebelumnya makanya aku bisa bersandar ke pintu ini, meskipun secara ajaib Elmo ternyata bisa bergerak, dengan tingginya dan kekuatan boneka berisi nasi, ia tak mungkin bisa membuka lemari ini.

“I knew it…”

‘I knew it’? apa itu maksudnya dia tau aku bersembunyi disini?? Ah! Bodohnya diriku yang tidak membaca sampai selesai, aku hanya tau harus menyiram Elmo dengan garam, yang sekarang hilang, untuk mengakhiri permainan ini.Namun aku tidak tahu prosedur jika Elmo menemukanku.
Apa yang akan terjadi… kalau si boneka itu menemukanku?

Jawaban dari pertanyaan itu datang bersamaan dengan sara perih dan ngilu di dadaku, serasa tertusuk sesuatu. Secara reflek, aku menggerakkan tanganku ke dadaku.

Basah… hangat… tajam…

Di dalam kegelapan lemari, aku melihat ke bawah, ke dadaku, dan aku melihat ujung cutter keluar dari tengah dadaku.Aku tak bisa bersuara, tenggorokan ku seperti tersumbat darah, bajuku mulai lengket karena darah yang keluar dari luka tusukan di dadaku.

“I FOUND YOU!!”

Hanya itu yang kudengar sebelum cutter yang menembusku ditarik secara kasar dan sensasi yang serupa mulai bermunculan si sekujur tubuhku yang bersentuhan dengan dinding pintu.
Aku membuka mulutku serasa ingin berteriak, namun hanya darah yang keluar.Tanganku mulai mulai lemas dan menggantung di sampingku.Ujung cutter itu menusuk nusuk tubuhku dari luar berkali-kali.Terasa lama tubuhky tersiksa benda tajam itu sampai akhirnya serangan itu berhenti. Aku… harus cari… pertolongan…

Ponselku…  Ponselku yang ada di tempat tidur, hanya itu satu satunya koneksiku ke dunia diluar rumah.Menahan rasa sakit dan darah yang menetes dari tubuhku, aku mencoba berdiri… hanya untuk jatuh lagi di ruang lemari yang sempit.Namun, kali ini aku benar benar tergeletak di dasar lemari.

Melalui sela-sela pintu lemari, aku bisa melihat figure kecil yang berdiri dibaliknya… Kecil, berbulu merah, dengan cutter berlumurah darah di tangannya… kulihat sedikit keatas, dan kutemukan matanya yang bulat itu, menatap kearahku dengan tatapan kosong layaknya boneka. Tak salah lagi… Boneka Elmo yang kugunakan untuk permainan ini… dia… hidup

Sedikit demi sedikit, kesadaranku mulai sirna, penglihatanku mulai kabur, badanku melemas.Dunia yang kulihat melalui mataku ini perlahan mulai ditelan kegelapan… hanya satu kalimat yang terbakar di ingatanku sebelum kegelapan menelan semua di pandanganku.
.
.
.
.
“I WIN!”

No comments:

Post a Comment